Masalah
dalam pelajaran bahasa Jerman
Salah satu bahasa asing yang
diajarkan di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) / Madrasah Aliyah (MA) di
Indonesia adalah bahasa Jerman. Dalam pengajaran bahasa Jerman pada dasarnya
siswa diajarkan dan diarahkan untuk dapat menggunakan bahasa tersebut dalam
berinteraksi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan orang di
sekelilingnya yang juga dapat menggunakan bahasa Jerman. Melalui interaksi
tersebut siswa berkomunikasi untuk menyatakan pendapat dan keinginannya lewat
bahasa yang baik dan benar. Ini berarti, melalui pengajaran bahasa diharapkan
siswa dapat terampil berbahasa. Adapun keterampilan berbahasa tersebut mencakup
empat aspek ketermpilan yaitu: keterampilan menyimak (Hörfertigkeit), keterampilan membaca (Lesefertigkeit), Keterampilan berbicara (Sprechfertigkeit) dan keterampilan menulis
(Schreibfertigkeit).
Namun dalam kenyataannya siswa masih banyak mengalami
kesulitan dalam memahami materi. Penguasaan kosakata diduga menjadi salah satu
faktor yang dapat memengaruhi siswa dalam memahami materi pelajaran. Masalah yang sering dihadapi oleh siswa adalah bagaimana ia dapat
menyimpan kosakata baru dalam ingatannya dengan baik dan menerapkannya dalam
kegiatan berbahasa. Kecenderungan lemahnya kemampuan pemahaman siswa ini
dilatarbelakangi antara lain oleh faktor fisik, psikologis, kosakata dan faktor
struktur. Faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan tingkat kemampuan berbahasa
setiap siswa berbeda-beda.
Selain itu dalam pengajaran
bahasa Jerman, khususnya aspek berbicara, siswa dituntut untuk memperhatikan
struktur dan tata bahasa. Faktor ini mengakibatkan siswa tidak memiliki
keberanian untuk berbicara karena takut melakukan kesalahan dan menjadi bahan
tertawaan siswa lainnya.
(sumber : http://marlianipsamaa.blogspot.com/2013/01/masalah-dalam-pelajaran-bahasa-jerman.html)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar